Skip to main content

Posts

Pelosok

Saat Kabar Pulang itu datang Oleh Juniar Sinaga Terkadang saat perpisahan sudah tiba, seringkali aku berucap dalam hati "Bisakah aku menyukai pertemuan, namun membenci perpisahan?". Belum pernah kurasakan perpisahan tanpa kesedihan. Dan bahkan perpisahan seringkali senada dengan hadirnya air mata. Ya, itu merupakan suatu hal yang wajar. Karena saat adanya pertemuan,dan seiring berjalannya waktu, saat itulah tumbuh rasa kebersamaan dan saling menyayangi dan berusaha untuk saling mengerti. Itulah yang kurasakan dalam 6 bulan kemarin. Jika 1 tahun saja rasanya begitu singkat, apalagi dengan 6 bulan. Rasanya baru bulan sebelumnya bersama dengan mereka di tempat yang baru, tiba-tiba dapat kabar akan segera pulang. Hal itu membuatku dan 2 orang teman satu poskoku menangis saat itu. Aku terdiam di depan lemari, dan berurai air mata. Tak tahu berkata apa. Sesekali kutatapi perbukitan yang ada di hadapan posko. Bertambah sedih hati. "Besok tak kulihat lagi bukit ini. ...

Mengabdi Untuk Negeri Bersama SM-3T

Inilah Diri, Dengan Kontribusi Mini engkau mengajarkanku tentang sebuah kemanfaatan... engkau berikan aku semangat untuk terus berkarya untuk negeri ini... engkau didik aku untuk mendidik... engkau ajar aku untuk mengajar... engkau tempa aku untuk serba bisa,,, Aku akan terus berupaya dan berusaha agar mampu dan bisa memberikan yang terbaik untuk negeri ini Walau lewat sebaris kata... SM-3T, engkau tetap di hati **** Sebelum melaju ke untaian kata berikutnya, aku ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk SM-3T. Semoga semakin sukses dalam menyiapkan generasi pendidik yang handal, kreatif, inovatif dan berempati.Sejujurnya, aku sangat bangga bisa menjadi bagian dari SM-3T. Disinilah aku dididik untuk menjadi seorang yang pendidik yang harus serba bisa. Iya, saat tiba di tempat pengabdian kita tidak hanya berperan sebagai pendidik, pengajar. Namun juga sebagai tenaga medis, sebagai orang tua, dan lain sebagainya. Sungguh hal luar biasa. Namun tidak ada ra...

JEJAK LANGKAH

Lafaz Basmalah Mengawali Langkah Kita Terik yang menyengat tubuh kita seolah tiada terasa karena Allah masih menghadirkan desiran angin di tengah sengatan itu. Kita menyambut siang itu dengan senyuman, walau kita tahu bahwa hari ini   petualangan akan berlanjut, namun satu kerutan letih pun tampak. Roda kereta tua mulai berputar saat mesin telah menyapa dengan derunya. Beriring namun tak satu baris, petualangan kita pun bermula. Aku merasakan sesuatu yang berbeda hari ini, karena memang hari ini bukan hari Kamis yang biasa. Hari ini adalah kelanjutan dari petualanganku yang kemarin. Dan hari ini petualangan itu berlanjut bersamamu ukhti. Ah! Aku hanya mampu tersenyum sepanjang perjalanan. Terkadang aku tertawa. Ya, aku tertawa melihat petualangan kita. Rasanya kita bagai musafir yang memasuki perkampungan baru yang sama sekali belum pernah kita jelajahi. Bola mata kita berputar-putar bagai kelereng yang sedang menggelinding. Melirik ke arah kanan-kiri pada setiap sisi...